KOMPAS.com - Dua program mercusuar Indonesia, yakni bebas emisi dan hilirisasi, dinilai tidak koheren dan justru saling mengganggu karena masih adanya bahan bakar fosil. Temuan tersebut mengemuka dalam laporan riset Transisi Bersih dan Indonesia Cerah berjudul Hilirisasi Industri Nikel, Nilai Tambah Ekonomi, dan Indonesia Bebas Emisi 2060. Dalam program bebas emisi, Indonesia menargetkan dapat mencapai net zero emission (NZE) pada 2060.
Sedangkan program hilirisasi mineral, terutama nikel, merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Direktur Eksekutif Transisi Bersih Abdurrahman Arum mengatakan, sayangnya program hilirisasi nikel dan mineral terus mengandalkan energi fosil untuk membangun smelter dan industri lanjutannya.
"Program kedua (hilirisasi) menambah emisi. Sedangkan program pertama (bebas emisi) mengurangi emisi," kata Abdurrahman dalam peluncuran laporan tersebut yang diikuti secara daring, Kamis (27/6/2024).
Sumber: Kompas.com
Baca Selengkapnya di https://lestari.kompas.com/read/2024/06/27/180000686/energi-fosil-bikin-program-hilirisasi-dan-bebas-emisi-tak-koheren